Sejarah mencatat, Kota Konstantinopel berhasil ditaklukan oleh
Sultan Muhamad Al Fatih pada tanggal 29 Mei 1453 M ( Jumadil Ula 587 H ).[1]
Penaklukan ini menjadi sejarah penting bagi peradaban Islam, hal ini ditandai
dengan berubahnya gereja Haghia Sophia menjadi masjid besar yang indah. Dengan takluknya kota yang menjadi ibukota
kerajaan Romawi Timur ini Islam semakin kuat berdiri di bumi benua biru “Eropa”
setelah sebelumnya Isam sudah dahulu mendarat di Andalusia. Hal ini sangat
beralasan karena jauh hari sebelum kota ini jatuh ke tangan umat Islam,
Rasulullah sudah meramalkan peristiwa ini. Betapa tidak, beliau Nabi SAW memang betul-betul memuji sosok itu.
Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin
yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di
bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal
Al-Musnad 4/335].
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin
Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu;
Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Bisa dikatakan Kota Konstantinopel ini adalah kota yang sangat
istimewa, yang menjadi klimaks kegemilangan sejarah Islam di bawah bendera
kekaisaran Turki Ottoman.
Haghia Sophia
Hal pertama yang dilakukan umat Islam setelah berhasil menaklukan
Konstantinopel saat itu adalah melakukan sujud syukur di Gereja Haghia Sophia. Hagia
Sophia dibangun pada abad ke-6 Masehi di masa Kerajaan Bizantium Romawi. Selama
berabad-abad, kerajaan Romawi di Bizantium menjadi pusat peradaban dunia. Hagia
Sophia menjadi gereja ortodoks kebanggaan kaum nasrani yang menjadi penduduk
Konstantinopel.
Setelah kejatuhan Konstantinopel ke tangan Khilafah Turki Ustmani
pada tahun 1453 Masehi, bukan hanya nama kota Konstantinopel yang diubah
menjadi Islambul, kemudian menjadi Istanbul. Tapi juga fungsi Hagia Sophia
diubah oleh Sultan Muhammad Al Fatih, atau dikenal dengan Sultan Muhammad II
menjadi masjid. Saat itu, begitu kota Konstantinopel jatuh pada hari
Selasa 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al Fatih langsung turun dari kudanya dan
bersujud syukur kepada Allah, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan
memerintahkan mengubahnya menjadi masjid. Selang 3 hari setelah hari itu, yaitu
di hari Jumat, umat Muslim sudah memulai menggunakannya untuk melaksanakan
salat Jumat. yang belakangan oleh Sultan Muhamad Al-Fatih diubah menjadi
Masjid. Selain merubah nama Konstantinopel menjadi Islambul atau Istanbul.
Namun ketika kekhalifahan Turki Utsmani jatuh dan digantika pemerintahan
Republik Turki oleh Mustafa Kema Pasha Attaturk, Haghia Sophia beralih fungsi
menjadi museum.
Yalpin Topcu, Menteri Kebudayaan Turki baru-baru ini memberikan
pernyataan akan memfungsikan kembali Haghia Sophia sebagai tempat peribadatan
umat Islam.[2]
Saksi
Haghia Sophia tidak hanya menjadi ikon peradaban saja, bangunan
megah yang mendapat pengakuan situs warisan dunia dari UNESCO ini menjadi saksi
peradaban Romawi dan Islam yang begitu hebat. Haghia Sophia bukan hanya sebuah
mahakarya arsitektur, melainkan sebuah saksi gigihnya semangat pasukan muslim
dalam merebut dan menembus benteng kota Konstantinopel yang maha kuat tersebut.
Banyak yang tidak tahu bahwa di dalam Hagia Sophia terdapat
surat-surat dari khilafah Utsmaniyah yang berfungsi untuk menjamin, melindungi,
dan memakmurkan warganya ataupun orang asing pembawa suaka. Terdapat sekitar
10.000 sampel surat yang ditujukan maupun yang dikeluarkan kepada khalifah. Surat
tertua ialah surat sertifikat tanah untuk para pengungsi Yahudi pada tahun 1519
yang lari dari inkuisisi Spanyol pasca jatuhnya pemerintahan Islam, Bani
Umayyah di Andalusia.
Ada juga surat ucapan terima kasih dari pemerintah Amerika Serikat
atas bantuan pangan yang dikirim khalifah Turki Ustmani pasca Revolusi Amerika
abad ke-18, surat jaminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara
Rusia pada 7 Agustus 1709, surat yang memberi izin dan ongkos kepada 30
keluarga Yunani yang beremigrasi ke Rusia pada tanggal 13 Rabiul Akhir 1282 H
(5 September 1865) dan belakangan mereka kembali ke pangkuan khilafah, serta
dokuemn peraturan bebas cukai barang bawaan orang-orang Rusia yang mencari
suaka ke wilayah khilafah pasca Revolusi Bolshevik tanggal 25 Desember 1920 M.[3]
Bangunan
ini menyimpan banyak sekali saksi kejayaan kerajaan Islam, dengan bukti
banyaknya surat-surat tersebut. Kini bangunan itu kembali ramai
diperbincangkan, tidak hanya Menteri Kebudayaan Turki. Bahkan Perdana Menteri
Erdogan pun angkat bicara untuk memfungsikan kembali Haghia Sophia menjadi
tempat peribadatan umat Islam.
No comments:
Write comments