Saturday, April 23, 2016

Haghia Sophia Saksi Kejayaan Muslim di Eropa

Sejarah mencatat, Kota Konstantinopel berhasil ditaklukan oleh Sultan Muhamad Al Fatih pada tanggal 29 Mei 1453 M ( Jumadil Ula 587 H ).[1] Penaklukan ini menjadi sejarah penting bagi peradaban Islam, hal ini ditandai dengan berubahnya gereja Haghia Sophia menjadi masjid besar yang indah.  Dengan takluknya kota yang menjadi ibukota kerajaan Romawi Timur ini Islam semakin kuat berdiri di bumi benua biru “Eropa” setelah sebelumnya Isam sudah dahulu mendarat di Andalusia. Hal ini sangat beralasan karena jauh hari sebelum kota ini jatuh ke tangan umat Islam, Rasulullah sudah meramalkan peristiwa ini. Betapa tidak, beliau Nabi SAW memang betul-betul memuji sosok itu. Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”  [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Bisa dikatakan Kota Konstantinopel ini adalah kota yang sangat istimewa, yang menjadi klimaks kegemilangan sejarah Islam di bawah bendera kekaisaran Turki Ottoman.

Haghia Sophia
Hal pertama yang dilakukan umat Islam setelah berhasil menaklukan Konstantinopel saat itu adalah melakukan sujud syukur di Gereja Haghia Sophia. Hagia Sophia dibangun pada abad ke-6 Masehi di masa Kerajaan Bizantium Romawi. Selama berabad-abad, kerajaan Romawi di Bizantium menjadi pusat peradaban dunia. Hagia Sophia menjadi gereja ortodoks kebanggaan kaum nasrani yang menjadi penduduk Konstantinopel. 
Setelah kejatuhan Konstantinopel ke tangan Khilafah Turki Ustmani pada tahun 1453 Masehi, bukan hanya nama kota Konstantinopel yang diubah menjadi Islambul, kemudian menjadi Istanbul. Tapi juga fungsi Hagia Sophia diubah oleh Sultan Muhammad Al Fatih, atau dikenal dengan Sultan Muhammad II menjadi masjid.  Saat itu, begitu kota Konstantinopel jatuh pada hari Selasa 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al Fatih langsung turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan mengubahnya menjadi masjid. Selang 3 hari setelah hari itu, yaitu di hari Jumat, umat Muslim sudah memulai menggunakannya untuk melaksanakan salat Jumat. yang belakangan oleh Sultan Muhamad Al-Fatih diubah menjadi Masjid. Selain merubah nama Konstantinopel menjadi Islambul atau Istanbul. Namun ketika kekhalifahan Turki Utsmani jatuh dan digantika pemerintahan Republik Turki oleh Mustafa Kema Pasha Attaturk, Haghia Sophia beralih fungsi menjadi museum.
Yalpin Topcu, Menteri Kebudayaan Turki baru-baru ini memberikan pernyataan akan memfungsikan kembali Haghia Sophia sebagai tempat peribadatan umat Islam.[2]          

Saksi
Haghia Sophia tidak hanya menjadi ikon peradaban saja, bangunan megah yang mendapat pengakuan situs warisan dunia dari UNESCO ini menjadi saksi peradaban Romawi dan Islam yang begitu hebat. Haghia Sophia bukan hanya sebuah mahakarya arsitektur, melainkan sebuah saksi gigihnya semangat pasukan muslim dalam merebut dan menembus benteng kota Konstantinopel yang maha kuat tersebut.
Banyak yang tidak tahu bahwa di dalam Hagia Sophia terdapat surat-surat dari khilafah Utsmaniyah yang berfungsi untuk menjamin, melindungi, dan memakmurkan warganya ataupun orang asing pembawa suaka. Terdapat sekitar 10.000 sampel surat yang ditujukan maupun yang dikeluarkan kepada khalifah. Surat tertua ialah surat sertifikat tanah untuk para pengungsi Yahudi pada tahun 1519 yang lari dari inkuisisi Spanyol pasca jatuhnya pemerintahan Islam, Bani Umayyah di Andalusia.
Ada juga surat ucapan terima kasih dari pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim khalifah Turki Ustmani pasca Revolusi Amerika abad ke-18, surat jaminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia pada 7 Agustus 1709, surat yang memberi izin dan ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang beremigrasi ke Rusia pada tanggal 13 Rabiul Akhir 1282 H (5 September 1865) dan belakangan mereka kembali ke pangkuan khilafah, serta dokuemn peraturan bebas cukai barang bawaan orang-orang Rusia yang mencari suaka ke wilayah khilafah pasca Revolusi Bolshevik tanggal 25 Desember 1920 M.[3]
Bangunan ini menyimpan banyak sekali saksi kejayaan kerajaan Islam, dengan bukti banyaknya surat-surat tersebut. Kini bangunan itu kembali ramai diperbincangkan, tidak hanya Menteri Kebudayaan Turki. Bahkan Perdana Menteri Erdogan pun angkat bicara untuk memfungsikan kembali Haghia Sophia menjadi tempat peribadatan umat Islam.   


[1] Riza Nur Fitri, Penaklukan Konstantinopel, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2012
[2] Republika, Turki Berencana Haghia Sophia Kembali dijadikan Masjid, Ahad 13 September 2015
[3] Ramdhan Muhaimin, Haghia Sophia : Saksi Bisu Kejayaan 2 Peradaban Turki, Islam dan Romawi, Detik.com, 12 Agustus 2013  

No comments:
Write comments